BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi
percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada
semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus
dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang
sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula
informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia,
siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala
sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang,
bahkan yang akan datang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari
kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas
dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar
kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun
sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia
peroleh tidak akan maksimal.
Membaca merupakan kemampuan yang
kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis
semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia
mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang
yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Kegiatan membaca juga merupakan
aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di
dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan
penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima
pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat
langsung.
Bagi siswa, membaca tidak hanya
berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca
juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.
Menurut DP.
Tampubolon (1987:5) membaca merupakan satu dari empat
kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi
tulisan.
Adapun menurut Henri Guntur Tarigan (1979:1) kemampuan
bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup
empat segi, yaitu :
a.
Keterampilan
menyimak/mendengarkan (Listening Skills)
b.
Keterampilan
berbicara (Speaking Skills)
c.
Keterampilan
membaca (Reading Skills)
d.
Keterampilan
Menulis (Writing Skills)
Empat keterampilan berbahasa
tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling
berkorelasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia hanya dapat mendengar, dan
menyimak apa yang di katakan orang di sekitarnya. Kemudian karena seringnya
mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata
yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia
akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf
tersebut menjadi sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan
mulai belajar menulis huruf, kata, dan kalimat.
Menulis merupakan
salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan
dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan
walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi
dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara an membaca. Keempat keterampilan
berbahasa itu terdapat saling melengkapi.
Sebagaimana dalam
kurikulum 2004 (KBK) yang kemudian disempurnakan dengan kurikulum 2006 (KTSP)
mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) disebutkan bahwa salah
satu tujuan pengajaran bahasa Inggris adalah mengembangkan kemampuan dalam bahasa
tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis.
Kemampuan
berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca
(reading), dan menulis (writing).
Berkomunikasi secara
lisan dan tulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai secara lancar dan
akurat dalam wacana interaksional dan atau monolog yang melibatkan wacana berbentuk,
deskriptif, naratif, argumentatif, dan persuasif variasi ungkapan makna interpersonal,
ideasional, dan tekstual sederhana (Depdiknas, 2004:8).
Pengajaran
keterampilan menulis bahasa Indonesia untuk siswa SMA diarahkan ke pencapaian kompetensi
yang dapat terlibat dalam kemampuan siswa mengungkapkan berbagai makna dengan langkah-langkah
retorika yang benar di dalam teks tertulis tentang suatu topik berkaitan dengan
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual), dengan penekanan ciri-ciri
ragam bahasa tulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan.
Menurut Akhadiah, dkk (1988:2) bahasa menulis berarti mengorganisasikan gagasan
secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Dalam proses pembelajaran
keterampilan ini bisa diwujudkan dalam bentuk materi menulis teks berita dengan
berbagai indikatornya.
Oleh karena itu, pembelajaran
keterampilan menulis bahasa Indonesia yang diberikan pada siswa kelas XI di SMK sebagai Malnu Kananga Menes salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dikembangkan di sekolah, dengan tujuan untuk memberikan
bekal pada siswa dalam hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Para
siswa memposisikan diri sebagai diri sendiri yang memerlukan sesuatu bekal untuk
kehidupannya nanti. Siswa perlu mengerti apa makna belajar keterampilan menulis
bahasa Inggris bagi dirinya, apa manfaatnya dan bagaimana usaha mereka
mencapainya sehingga mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi
hidupnya nanti.
Keterampilan berbahasa berkorelasi
dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah
ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Kegiatan membaca perlu dibiasakan
sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca
sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat,
dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian
dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang
mengatakan “tiada hari tanpa membaca”.
Tentunya ini memerlukan ketekunan dan
latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan
membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan membaca ialah
kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan (DP. Tampubolon, 1991:7).
Keluhan tentang
rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca di tingkat Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SMA), tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah
yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan
lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tualah
yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin
seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak
pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena
seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu kalau
disertai dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu
saja. Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam
mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca
siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki peran yang sangat
penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.
Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian
Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan
menentukan pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat,
setting, dan sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi,
mustahil siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting
membaca pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan adanya
standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia khususnya untuk
dapat mencapai target nilai tersebut.
Atas dasar hal
tersebut penulis mencoba mengadakan penelitian tentang hubungan kemampuan
membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita . Hasil penelitian
tersebut dibahas dalam sekripsi yang berjudul “ Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas XI di SMK Malnu Kananga Menes”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Bagaimana
kebiasaan membaca siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes ?
b.
Hal apa
saja yang dapat menghambat kebiasaan membaca pemahaman siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes ?
c.
Hal apa
yang dapat menunjang kebiasaan membaca siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes ?
d.
Bagaimana
kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes
e.
Adakah
korelasi antara kebiasaan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Malnu
Kananga Menes ?
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi menjadi :
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah
pada “Hubungan antara kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa
kelas XI SMK Malnu Kananga Menes”.
Perumusan Masalah
Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah
dirumuskan menjadi : Adakah korelasi antara kemampuan membaca pemahaman dengan
kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes ?
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna
bagi siswa, guru bahasa indonesia, orang tua, dan penulis sendiri khususnya
dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca agar terbentuk budaya baca
di masyarakat dengan harapan agar dapat meningkatkan kemampuan menulis teks berita
D. Hipotesa Penelitian.
Hipotesa adalah yang mungkin benar
atau mungkin salah, maka penelitian tersebut akan ditolak jika salah dan
diterima jika benar.
Adapun hipotesa yang penulis
gunakan adalah :
1. Hipotesa kerja (Ha).
Yaitu hipotesa
alternatif yang menyatakan adanya hubungan antara independent variabel dengan
dependen variabel yaitu : ada hubungan
antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI di SMK Malnu Kananga Menes.
2. Hipotesa nihil (Ho).
Hipotesa nihil
yaitu hipotesa yang menyatakan adanya persamaan atau tidak adanya perbedaan
antara kedua variabel yaitu : tidak ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks
berita siswa kelas XI di SMK Malnu Kananga Menes
E. Metodologi Penelitian
Langkah penulisan dalam penelitian ini terdiri atas :
1.
Metode
Operasionalisasi penelitian dilakukan dengan
cara menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang diarahkan untuk
memecahkan permasalahan dengan memaparkan atau menggambarkan apa adanya
mengenai objek yang menjadi penelitian.
2.
Teknik Penelitian
a.
Observasi
Menurut
Kartini Kartono (1990:157) observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial, dan gejala-gejala
alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Di dalam pengertian psikologik,
observasi (pengamatan) meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indera, baik itu melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Dalam artian penelitian observasi
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, maupun rekaman suara. (Arikunto,
1997:133). Secara garis besar, dalam
penelitian ini peneliti sebagai partisipan, artinya bahwa peneliti merupakan
bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya, sehingga kehadirannya
tidak mempengaruhi situasi tersebut dalam kewajarannya. (Nasution, 1991:146). Metode ini peneliti
gunakan untuk memperoleh data-data yang sebagaimana peneliti rumuskan dalam
rumusan masalah dan segala hal yang terjadi pada saat proses belajar mengajar
berlangsung baik teknis maupun non teknis yang berhubungan dengan kemampuan
membaca dan menulis teks siswa, observasi dilakukan pada saat proses belajar
mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
b.
Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi
pertanyaan tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan
pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut Responden.
Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: angket
terbuka dan angket tertutup.
1)
Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya, dalam artian angket yang jawabannya diserahkan
sepenuhnya kepada responden. Angket terbuka digunakan apabila peneliti belum
dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada
responden
2)
Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda Conteng (M) pada
kolom atau tempat yang sesuai, dalam artian angket yang jawabannya sudah
disediakan oleh peneliti. (Arikunto, 2005:102).
Dari keterangan diatas, dalam hal
ini peneliti memilih angket terbuka sebagai teknik pengumpulan data dengan
tujuan agar rumusan masalah dapat terjawab.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Maka, metode dokumentasi dapat
dikatakan sebagai tehnik pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai
hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, surat
kabar, prasasti, notulen rapat, agenda, dsb. (Arikunto, 2005:135). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang SMK Malnu Kananga Menes,
yang meliputi sejarah singkat berdirinya, visi-misi dan tujuan, struktur
organisasi, keadaan guru dan staf, keadaan siswa-siswi, serta keadaan sarana
dan prasarana yang tersedia.
d. Library research (penelitian Perpustakaan)
Yaitu meliputi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang dibahas, metode ini digunakan dalam kaitannya buku-buku atau teori-teori
pembahasan yang berhubungan dengan referensi membaca pemahaman dan menulis.
3.
Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, penelitian
populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di
dalam populasi.
Metode penarikan/pengambilan data
yang melibatkan seluruh anggota populasi disebut sensus.
Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah kelas XI terdiri atas 2kelas, yaitu :
Kelas XI A : 32 siswa.
Kelas XI B : 30 siswa.
62 siswa.
Sedangkan sampel adalah sebagian
sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan
populasi. menurut Suharsimi Arikunto 2002 : 9) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Dalam pengambilan sampel
Arikunto menyatakan bahwa: “Sekedar ancer-ancer, bila jumlah anggota
populasi 100 atau lebih maka sampel bisa diambil 10-15% atau 20-25%. Sedangkan
jika anggota populasi kurang dari 100, maka sebaiknya semua anggota populasi
dijadikan sampel (penelitian populasi)”.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis mengambil seluruh
populasi untuk dijadikan sampel yaitu 62 siswa.
4.
Analisis Data
Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu menggunakan prinsip kebenaran
logika untuk data kualitatif dan menggunakan statistika untuk pengolahan data
yang bersifat kuantitatif, khsusnya uji korelasi dengan langkah sebagai
berikut:
a.
Tendensi Sentral
1)
Menentukan total range (R) dengan rumus
R=(Xmax-Xmin)+1
Dimana:
R =total
range yang dicari
Xmax =skor
atau nilai tertinggi
Xmin =skor
atau nilai terendah
1 =bilangan/konstanta
2)
Menentukan jumlah kelas interval dengan
menggunakan rumus
K=1+3,3 log N
Dimana :
K =
jumlah nilai kelas
N =
banyaknya data atau sampel
3)
Menentukan panjang interval kelas dengan
menggunakan rumus
i =
Dimana :
i =
panjang interval kelas
R =
rentang/jangkauan
K =
jumlah interval kelas
4)
Membuat tabel distribusi frekuensi dengan
tabel sebagai berikut :
Kelas interval
|
f
|
xi
|
fixi
|
fr
|
∑
|
5)
Menentukan rerata (mean) dengan menggunakan
rumus :
Mx =
Dimana :
Mx = mean yang dicari
=
hasil kali antara masing-masing kelas interval dengan frekuensinya
=
banyaknya data
6)
Menentukan nilai tengah (median) dengan
menggunakan rumus :
Dimana :
Me = nilai median yang dicari
bb = nilai batas bawah
i = panjang interval kelas
½ = konstanta
N = jumlah sampel
F = jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
7)
Menentukan nilai modus dengan menggunakan rumus
:
Dimana :
Md = nilai modus yang dicari
bb = nilai batas bawah
i = panjang interval kelas
d1 = nilai kelas modus dikurangi sebelum kelas modus
d2 = nilai kelas modus dikurangi sesudah kelas modus
b.
Uji Normalitas
1.
Membuat daftar distribusi frekuensi
2.
Mencari standar deviasi
3.
Membuat tabel distribusi observasi dan
ekspektasi untuk memperoleh harga uji normalitas
4.
Menghitung nilai Chi kuadrat (X2)
5.
Menentukan derajat kebebasan
6.
Menentukan chi kuadrat (X2) dari
daftar dengan taraf signifikan 95% (0,05)
7.
Penentuan normalitas Y (M. Subana dkk, 2000:38)
c.
Kualifikasi Variabel Y
Untuk kualifikasi kategori variabel \y akan digunakan standar kualifikasi
sebagai berikut :
80 -100
|
Baik sekali
|
66 – 79
|
Baik
|
56 – 65
|
Cukup
|
40 – 35
|
Kurang
|
30 – 39
|
gagal
|
Analisis dimaksud untuk mengukur kadar
keterkaitan antara variabel quantun quotien terhadap prestasi belajar. Analisis
yang digunakan adalah regresi, uji linieritas, dan korelasi. Sistematika dan
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1)
Menghitung persamaan regresi linier
Y = a + bX
Dimana :
2)
Menghitung koefesien korelasi variabel X dan Y
-
Jika kedua variabel berdistribusi normal dan
berregresi linier, maka digunakan korelasi product moment sebagai berikut :
-
Jika salah satu atau dua variael berdistribusi
tidak normal dan regresinya tidak linier, maka digunakan statistik non parametric,
yang tidak koefisien korelasi dengan rumus :
3)
Menentukan tinggi rendahnya korelasi dengan
menggunakan rumus konversi sebagai berikut :
0,00 – 0,20
|
Hampir tidak ada korelasi
|
0,21 – 0,40
|
Korelasi rendah
|
0,41 – 0,60
|
Korelasi sedang
|
0,61 – 0,80
|
Korelasi tinggi
|
0,81 – 1,00
|
Korelasi sempurna
|
4)
Menghitung kadar peranan
Untuk mengukur besar kecilnya peranan variabel X terhadap variabel Y,
terlebih dahulu harus dihitung derajat tidak adanya korelasi, menggunakan rumus
:
Dimana :
K = derajat tidak ada korelasi
1 = konstanta
r = korelasi yang dicapai
setelah diperoleh angka-angka dari rumus tersebut, maka dapat dihitung
kadar peranannya dengan menggunakan rumus :
E = 100 (1 – K)
Keterangan :
E =
indeks ramalan
100 = seratus persen
1 =
konstanta
K =
derajat tidak ada korelasi
5)
Interpretasi akhir
Apabila korelasi antara variabel X dengan Y
benar adanya, maka membuktikan kebenaran hipotesis awal yang menyatakan ada hubungan antara kemampuan membaca
pemahaman siswa dengan kemampuan menulis teks berita siswa di SMK Malnu Kananga
Menes.
Sebaliknya jika ternyata hasil perhitungannya
hipotesis nol (Ho) maka berarti tidak ada hubungan antara kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa di SMK Malnu Kananga
Menes.
.
BAB II
KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori
Guna mengkaji lebih dalam lagi
tentang judul skripsi ini, maka perlu di ketengahkan beberapa teori yang
berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Untuk itu penulis mengambil
beberapa pendapat dan pikiran pokok para ahli, yang kemudian dijadikan acuan
guna menunjang penelitian ini.
1.
Membaca
a.
Pengertian
Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat
keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak
dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu
sendiri.
Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga
komponen dalam keterampilan membaca, yaitu:
1)
Pengenalan
terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.
2)
Korelasi
aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.
3)
Hubungan
lebih lanjut dari A dan B dengan makna.1
Setiap guru bahasa haruslah menyadari
serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang
dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat
pada lambang-lambang tertulis.
Henry Guntur Tarigan berpendapat
bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis”2. Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual
akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat
dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu
tidak terlaksana dengan baik.
Membaca dapat pula dianggap sebagai
suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami
makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak
terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah
makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang
berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata
tersebut.
Dari segi linguistik, membaca adalah
suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi
yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap
ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process).
Membaca adalah suatu proses yang
bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah
dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang
menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului
kegiatan membaca.
Harimurti Kridalaksana mengatakan
“Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun
dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”3
Soedarso berpendapat bahwa “Membaca
adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
mengamati, dan mengingat-ingat”4.
DP. Tampubolon berpendapat bahwa
“Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu
kebiasaan”5.
Bahkan ada pula beberapa penulis yang
beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemauan untuk melihat lambang-lambang
tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode
pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi
fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan.
Demikianlah makna itu akan berubah,
karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan
sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
b.
Tujuan
Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Makna, arti (meaning) erat sekali
berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Henry Guntur Tarigan mengemukakan
tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian
atau fakta-fakta (reading for details or
facts).
2)
Membaca
untuk memperoleh ide-ide utama (reading
for main ideas).
3)
Membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).
4)
Membaca
untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading
for inference).
5)
Membaca
untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
6)
Membaca
menilai, membaca evaluasi (reading to
evaluate).
7)
Membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)6.
Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya untuk mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah
dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk
memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
Membaca untuk memperoleh ide-ide
utama misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk
mencapai tujuannya.
Membaca untuk mengetahui urutan atau
susunan, organisasi cerita seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi
pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
Membaca untuk menyimpulkan, membaca
inferensi seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal.
Membaca untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar.
Membaca menilai, membaca mengevaluasi
seperti untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh
bekerja dalam cerita itu.
Membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana
dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.
Nurhadi berpendapat bahwa tujuan
membaca adalah sebagai berikut:
1.
Memahami
secara detail dan menyeluruh isi buku.
2.
Menangkap
ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
3.
Mendapatkan
informasi tentang sesuatu.
4.
Mengenali
makna kata-kata.
5.
Ingin
mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar.
6.
Ingin
memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7.
Ingin
mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
8.
Ingin
mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9.
Ingin
menilai kebenaran gagasan pengarang.
10.
Ingin
memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
11.
Ingin
mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu
istilah.7
c.
Aspek-aspek
Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan
yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil
lainnya.
Secara garis besar aspek-aspek
membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1)
Keterampilan
yang bersifat mekanis mencakup:
a)
Pengenalan
bentuk huruf
b)
Pengenalan
unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan
lain-lain).
c)
Pengenalan
hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan
tertulis).
d)
Kecepatan
membaca bertaraf lambat.
2)
Keterampilan
yang bersifat pemahaman mencakup:
a)
Memahami
pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b)
Memahami
signifikasi atau makna (misalnya maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan
kebudayaan, reaksi pembaca).
c)
Kecepatan
membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.8
d.
Jenis-jenis
Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang
kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan masalah yang bermacam-macam.
Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum
itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya
jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu
membaca itu terbagi atas:
1)
Membaca
yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat
bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu
mencakup:
a)
Membaca
nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan
keras, dalam buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan.
Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap
serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya.
Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan
lain-lain.
b)
Membaca
Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam
membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
(1)
Cara
mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
(2)
Cara
menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga
menimbulkan intonasi yang teratur.
(3)
Kecepatan
mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c)
Membaca
Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu
membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik
membaca sajak dalam apresiasi sastra.
2)
Membaca
yang Tidak Bersuara (dalam hati)
Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan
visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa
disebut membaca dalam hati, yang mencakupi:
a)
Membaca
teliti.
b)
Membaca
pemahaman.
c)
Membaca
ide.
d)
Membaca
kritis.
e)
Membaca
telaah bahasa.
f)
Membaca
skimming.
g)
Membaca
cepat.
Membaca teliti yaitu membaca yang
menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
Membaca pemahaman yaitu membaca yang
penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.
Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi.
Membaca ide yaitu membaca dengan
maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada
bacaan.
Membaca kritis yaitu membaca yang
dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta
analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:
a)
Membaca
bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar
daya kata dan mengembangkan kosa kata.
b)
Membaca
sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan
antara bentuk dan keindahan isi.
Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan
ide pokok9.
Membaca cepat adalah keterampilan
memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada
relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni
bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan10.
2.
Membaca Pemahaman
a.
Pengertian
Membaca Pemahaman
M. E. Suhendar berpendapat bahwa,
“Membaca pemahaman ialah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok
pikiran yang lebih tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri
setelah bahan bacaan itu dibaca sampai selesai”11.
Sedangkan Henry Guntur Tarigan
berpendapat bahwa, “Membaca pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan
untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis,
drama tulis, dan pola-pola fiksi”12.
Untuk keterampilan pemahaman, hal
yang paling tepat digunakan adalah membaca dalam hati, yang dapat dibagi dalam:
1)
Membaca
ekstensif yang berarti membaca secara luas
Membaca ekstensif mencakup:
a)
Membaca
Survei
Yaitu membaca dengan meneliti terlebih dahulu apa yang
akan kita telaah dengan jalan melihat judul yang terdapat dalam buku-buku yang
ada hubungannya, kemudian memeriksa atau meneliti bagan skema yang
bersangkutan.
b)
Membaca
Sekilas (Skimming)
Yaitu membaca yang membuat kita bergerak dengan cepat
melihat, memperlihatkan bahan tertulis untuk mencari arti, mendapatkan
informasi/penerangan.
c)
Membaca
Dangkal
Yaitu membaca untuk memperoleh pemahaman yang tidak
mendalam dari suatu bacaan.
2)
Membaca
Intensif yang berarti studi seksama telaah, teliti dan penanganan terperinci
yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua
sampai empat halaman setiap hari.
Membaca Intensif mencakup:
(1)
Membaca
telaah isi yang mencakup:
(a)
Membaca
teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan
yang menyeluruh.
(b)
Membaca
kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan.
(c)
Membaca
ide yaitu membaca yang ingin mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide
yang terdapat pada bacaan.
(d)
Membaca
pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami
dan menguasai isi bacaan.
Oleh karena itu pembaca atau siswa dituntut untuk:
-
Memahami
kata-kata yang dibacanya dan memahami arti
-
Mampu
mengidentifikasi arti yang sudah dikenal dalam konteks yang dibaca.
-
Mampu
untuk menerka arti kata yang belum dikenal dalam konteks yang dibaca.
-
Mampu
menangkap ide pokok bacaan.
-
Mampu
menangkap perincian.
-
Mampu
memahami maksud penulis.
(2)
Membaca
telaah bahasa, yang mencakup:
(a)
Membaca
bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar
daya kata dan mengembangkan kosakata.
(b)
Membaca
sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sasta dari keserasian
keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.
b.
Kemampuan
Membaca
Menurut DP. Tampubolon yang dimaksud
dengan kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara
keseluruhan13.
Menurut Akhmad bahwa “Kemampuan
membaca adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam materi
cetak”14.
Sedangkan menurut Yeti Mulyati, bahwa
“Kemampuan membaca adalah kesanggupan melihat serta memahami isi dari pada yang
tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati”15.
Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan
teknik-teknik membaca efektif dan efisien. Membaca pemahaman dan efektif bukan
berarti asal membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai
baca tak ada yang diingat dan dipahami.
Kemampuan membaca harus diimbangi
oleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Pembaca yang efektif dan kritis harus
mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat. Biarkan
bagian yang kurang penting bahkan melewatinya bila memang tidak diperlukan.
c.
Teknik
Pengajaran Membaca
1)
Lihat dan
Baca
Teknik ini dapat berupa Fonem, kata, kalimat, ungkapan,
kata-kata mutiara, semboyan dan puisi pendek.
2)
Menyusun
Kalimat
Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar menyusun
kalimat. Teknik pengajaran membaca melalui penyusunan kalimat melibatkan
keterampilan membaca dan menulis.
3)
Menyempurnakan
Paragraf
Suatu paragraf yang telah disusun oleh guru dihilangkan
sebuah kata pada setiap kalimat. Paragraf ini kemudian diberikan kepada guru
untuk dibaca kemudian mengisi kotak kosong dengan kata yang tepat.
4)
Mencari
Kalimat Topik
Suatu bacaan yang panjang dalam suatu cerita dapat
disingkat dengan mengambil kalimat topik.
5)
Menceritakan
Kembali
Melaui kegiatan ini siswa mampu menceritakan kembali
suatu informasi yang telah diterimanya melalui suatu bacaan.
6)
Parafrase
Guru mempersiapkan bahan bacaan puisi bila perlu
menerangkan makna kata-kata puisi yang dianggap sukar, setelah itu siswa
membaca kembali puisi itu dengan teliti lalu mengekspresikan isinya dengan
kata-kata sendiri.
7)
Melanjutkan
Cerita
Guru memilih suatu cerita yang cocok untuk siswa, cerita
tiu dihilangkan sebagian. Bagian yang dihilangkan boleh permulaan cerita atau
akhir cerita, setelah siswa membawa cerita yang sebagian itu mereka ditugaskan
melengkapi cerita yang kemudian dibandingkan dengan cerita aslinya.
8)
Mempraktikkan
Petunjuk
Membaca petunjuk sering kali kita praktikkan dalam hidup
sehari-hari. Obat yang kita beli selalui mengikuti petunjuk cara pemakaiannya.
Radio yang kita belipun ada petunjuk pengoperasiannya.
9)
Baca dan
Terka
Kecermatan membaca dan menangkap isi dalam baca dan
terka sangat diperlukan. Tidak hanya isi yang tersurat kadang-kadang pun isi
yang tersirat. Beda yang tidak pernah disebutkan namanya secara ekplisit.
Karena itu diperlukan kejelian dan ketajaman pemahaman.
10)
Membaca
Sekilas
Membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan umum
dari sesuatu bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian pembaca hanya
kepada butir-butir yang dibicarakan. Dalam membaca sekilas terkandung makna
mencari intisari bahan bacaan.
11)
Membaca
Sepintas
Dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara tepat.
Informasinya sudah ditentukan sebelumnya. Membaca sepintas walaupun cepat harus
teliti dan penuh kesiapan menangkap informasi.
12)
SQ3R
Salah satu teknik pengajaran membaca yang digunakan
dalam kelas 3 tinggi ialah metode telaah tugas atau SQ3R. S adalah singkatan
dari Survey, Q adalah singkatan dari Question, R1 adalah
singkatan dari Read, R2
adalah singkatan dari Ricite dan R3
adalah singkatan dari Review.
13)
Individualize Intruction
Salah satu teknik pengajaran membaca yang tergolong maju
dan modern ialah Individualize Intruction.
Prinsip dasar yang mendasari teknik pengajaran ini adalah bahwa anak normal
dapat belajar membaca dan dapat mempunyai sikap cinta membaca.
d.
Metode
Pengajaran Membaca
Metode pengajaran membaca akan sedikit banyak
dipengaruhi oleh materi, tugas metode-metode yang lazim di pakai antara lain:
a)
Metode
Ceramah
Penuturan bahan pengajaran secara lisan.
b)
Metode
Diskusi
Yakni bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang
lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang
dibahas. Metode ini berusaha mendiskusikan suatu masalah dan mencari jalan
keluarnya serta melatih keterampilan berpikir murid secara kritis.
c)
Metode
Pemberian Tugas
Yakni memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas
yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal.
d)
Metode
Tanya Jawab
Yakni metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat terarah sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa.
e)
Metode
Sosio Drama atau Bermain Peran Dan lain-lain
Semua metode pada dasarnya baik. Hal ini berhubungan
dengan jenis materi, tujuan materi, tujuan dan situasi serta keterampilan guru
yang menggunakannya. Pemilihan metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran
membaca inilah yang dinamakan teknik. Jadi teknik adalah operasional yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.
f)
Metode
Karyawisata
Mengajar dengan peragaan secara langsung berupa objek
pelajaran yang sesungguhnya, sehingga murid memperoleh gambaran langsung
tentang apa yang dipelajarinya.
g)
Metode
Demontrasi dan Eksperimen
Mencoba mengusahakan agar para murid memperoleh
pengertian lebih jelas tentang suatu hal, misalnya dengan peragaan atau murid
mencoba sendiri.
h)
Metode
Drill
Metode mengajar dengan
latihan-latihan.
e.
Faktor
yang menyebabkan anak tidak mampu membaca, diantaranya ialah:
1)
Faktor
Eksternal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari
luar anak didik, meliputi:
a)
Lingkungan
Keluarga
(1)
Perhatian
orang tua terhadap minat baca anak masih bersikap masa bodoh.
(2)
Kemampuan
ekonomi orang tua yang rendah.
(3)
Perpustakaan
rumah belum dibina karena terbentur perekonomian yang tidak menunjang.
(4)
Kondisi
orang tua dan keluarga masih bersikap tradisional, yaitu lihat, dengar, dan
ngomong.
b)
Lingkungan
Sekolah
(1)
Kurangnya
dorongan guru terhadap anak didik.
(2)
Kurangnya
bahan bacaan yang bermutu tentang membaca, baik substansi maupun metedologi
membaca serta penataan perpustakaan sekolah yang masih amburadul.
c)
Lingkungan
Masyarakat
(1)
Suasana
lingkungan sosial masyarakat yang tidak kondusif (bising).
(2)
Teman
sebaya yang lebih suka melakukan hal-hal yang negatif.
(3)
Media
elektronik yang digunakan secara berlebihan dan tidak pada tempatnya, seperti
TV, radio, komputer dan sejenisnya.
2)
Faktor
Internal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari
dalam diri anak didik, meliputi:
a)
Rasa ingin
tahu yang minim terhadap fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan
sebagainya.
b)
Tak merasa
haus akan informasi, karena merasa tidak membutuhkannya.
c)
Belum
tertanam “membaca merupakan kebutuhan rohani”
f.
Mengembangkan
Keterampilan Membaca
Tugas guru ialah membimbing dan
membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan membaca.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar
siswa memiliki keterampilan membaca ialah:
1)
Membantu
siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara:
a)
Memperkenalkan
sinonim, antonim, parafrase, kata-kata dasar yang mendasar sama.
b)
Memperkenalkan
imbuhan (awalah, sisipan dan akhiran).
c)
Mengira-ngira
makna kata-kata dari konteks atau hubungan kalimat.
d)
Menjelaskan
arti suatu kata abstrak.
2)
Membantu
siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagai dan
diberikan seperlunya.
3)
Guru dapat
memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah,
pribahasa.
4)
Guru
mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu paragraf, menunjukan kalimat
yang kurang baik, menyuruh membuat rangkuman.
5)
Guru
menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang terbatas, bibir tidak boleh digerak-gerakkan.
Agar hal ini dapat berhasil dengan baik di informasikan kepada siswa tentang
tujuan membaca itu, misalnya:
Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pikiran pokok dan
sebagainya.
Apabila langkah-langkah itu telah
dilakukan oleh guru, besar kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan
meningkat. Maka perlu sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang
disebutkan di atas.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan keterampilan membaca. Beberapa contoh langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan-kemapuan
membaca:
1)
Melatih
kemampuan membaca ide pokok sebuah wacana, langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Setiap
paragraf, kelompok menentukan ide pokok.
b)
Setelah
itu didiskusikan untuk menetapkan judul yang tepat.
c)
Setiap
pasangan memusatkan perhatian pada kalimat topik serta paragraf wacana
tersebut.
d)
Setiap
pasangan memperhatikan/membaca rangkuman bab terakhir.
2)
Melatih
kemampuan memahami bagian sebuah wacana, langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Bahan
bacaan ditentukan guru.
b)
Setiap
kelompok mencatat sebanyak-banyaknya bagian yang terdapat pada bacaan untuk
mempermudah digaris bawahi.
c)
Setelah
itu pasangan membacakan hasil kerjanya, kemudian dicocokkan dengan yang asli.
d)
Guru dan
siswa memeriksa hasil jawaban yang berpedoman pada kunci jawaban.
3)
Melatih
kemampuan mengenal kalimat yang tak ada hubungannya dalam wacana.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Bahan
bacaan ditentukan guru.
b)
Setiap
pasangan atau kelompok menentukan tempat kalimat yang salah (tidak
berhubungan).
c)
Mendiskusikan.
d)
Diperiksa
bersama hasil dari tiap-tiap kelompok, dibicarakan kesalahan-kesalahan.
4)
Melatih
kemampuan untuk kritis terhadap bacaan, langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Setiap
kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai isi bacaan.
b)
Setelah
itu antara kelompok tukar pekerjaan dan memberikan penilaian yang sebelumnya
telah diarahkan oleh guru.
DP. Tampubolon mengatakan bahwa
“Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi16. Kemampuan membaca ditentukan oleh
faktor-faktor pokok yang berikut:
1)
Kompetensi
Kebahasaan
Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia)
secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti
dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata.
2)
Kemampuan
Mata
Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca
yang efisien.
3)
Penentuan
Informasi Fokus
Yaitu menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan
sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.
4)
Teknik-teknik
dan Metode-metode Membaca
Yakni cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif
untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah
baca pilih, baca lompat, baca-layap, dan baca-tatap.
5)
Fleksibilitas
Membaca
Yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan
kondisi baca. Yang dimaksud dengan strategi membaca ialah teknik dan metode
membaca, kecepatan membaca, dan gaya membaca (santai, serius, dengan
konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi fokus,
dan materi bacaan dalam arti keterbacaan.
6)
Kebiasaan
Membaca
Yaitu minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan
keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya
secara maksimal dalam diri seseorang17.
Faktor kebiasaan membaca akan penulis kemukakan lebih lanjut lagi.
3.
Kebiasaan Membaca
a.
Pengertian
Kebiasaan Membaca
Apabila suatu kegiatan atau sikap,
baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah daging pada diri
seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi
kebiasaan. Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu
singkat, tetapi pembentukan itu adalah proses perkembangan yang memakan waktu
relatif lama.
Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan
membaca adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang
(dari segi kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah
membudaya dalam suatu masyarakat)18.
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi
berpendapat bahwa “apabila membaca buku itu diwajibkan untuk mengulang
berkali-kali maka akan terbentuklah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca
akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca”19.
b.
Kebiasaan
Sejak Kecil
Pada waktu anak belajar membaca, ia
belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata
lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh
agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari
membaca secara struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata
dengan seksama pada susunan yang ada. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak
melakukan kebiasaan berikut:
1)
Menggerakkan
bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2)
Menggerakkan
kepala dari kiri ke kanan.
3)
Menggunakan
jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata20.
Secara tidak disadari, cara membaca
yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa.
c.
Membentuk
Kebiasaan membaca Efisien
Membentuk kebiasaan membaca yang
efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan
kemauan serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat
oleh motivasi. Selain itu faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan
tidak mendorong, dan bahkan menghambat, maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak
akan terbentuk.
Oleh karena itu, usaha-usaha
pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa
anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi
minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah
anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan
berbicara).
d.
Usaha-usaha
Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak
Banyak usaha-usaha yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Namun
usaha-usaha itu memiliki sasaran yang berbeda. Bagi anak-anak yang belum dapat
membaca, bertujuan utama untuk menumbuhkan minat membaca, yang sendirinya juga
untuk mencapai kesiapan membaca. Akan tetapi, bagi anak-anak yang sudah dapat
membaca, usaha-usaha itu mempunyai tujuan bukan hanya menumbuhkan, melainkan
juga mengembangkan minat dan kebiasaan membaca.
Adapun usaha-usaha yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
Pengaruh
dan Peranan Orang tua
Komisi Plowden (1964) mengadakan survei nasional atas
Sekolah-sekolah Dasar menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
kemajuan anak di sekolah adalah tingkat perhatian orang tua pada anak di rumah.
Begitu pula Komisi Bullock (1975) menyimpulkan
penelitiannya bahwa peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak,
terutama pada tingkat prasekolah dan SD, khususnya dalam membaca dan
perkembangan bahasa. Pengaruh dan peranan orang tua dapat dilakukan dengan:
a)
Mendorong
perkembangan bahasa anak.
b)
Menjadi
teladan dalam membaca.
c)
Membaca
dan bercerita.
d)
Bermain
dengan bacaan dan tulisan.
e)
Memanfaatkan
sarana-sarana lingkungan21
Mendorong perkembangan bahasa anak
dapat dilakukan terutama melalui percakapan-percakapan dengan anak. Cara
mendorong perkembangan bahasa anak yaitu melalui peniruan, penyempurnaan,
pengomentaran, dan responsi dorongan.
Orang tua harus menjadi teladan bukan
hanya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam
membaca.
Bercerita kepada anak memainkan
peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca,
tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak.
Bermain-main dengan bacaan dan
tulisan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca dan menulis dalam diri
anak-anak.
Selain dari kegiatan-kegiatan di
rumah dengan memanfaatkan sarana-sarana yang ada, orang tua juga perlu
memanfaatkan berbagai sarana yang terdapat dalam lingkungan seperti toko buku,
perpustakaan, kantor pos, televisi (TV), plaza, dan toko swalayan, dan
lain-lain.
2)
Membaca
Dini
Membaca dini ialah membaca yang diajarkan secara
terprogram (secara formal) kepada anak prasekolah.
DP. Tampubolon mengemukakan ada empat
keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar
mengajar:
a)Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu
anak.
b)
Situasi
akrab dan informal di rumah dan di kelompok bermain (KB) atau taman kanak-kanak
(TK) merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar.
c)Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa
dan mudah terkesan, serta dapat diatur.
d)
Anak-anak
yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat22.
Bertitik tolak dari pengertian bahwa
membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan,
dan membaca dini merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar,
DP. Tampubolon menyebutkan lima prinsip pokok membaca dini, yaitu:
(a)
Materi
bacaan harus terdiri dari kata-kata, frase-frase, dan kalimat-kalimat. Ini
berarti bahwa bacaan itu harus mempunyai makna yang dapat dipahami oleh anak.
(b)
Membaca
terutama didasarkan pada kemampuan memahami bahasa lisan, dan bukan pada
kemampuan berbicara.
(c)
Mengajarkan
membaca bukan mengajarkan aspek-aspek kebahasaan seperti tata bahasa, kosa
kata, dan lain-lain, dan bukan mengajarkan logika atau cara berpikir (walaupun
membaca tidak terlepas dari proses berpikir). Bahan-bahan pelajaran membaca
dini haruslah yang berada dalam ruang lingkup kemampuan bahasa dan berpikir
anak.
(d)
Membaca
tidak harus bergantung pada pengajaran menulis. Ini berarti bahwa anak dapat diajar
membaca, walaupun dia belum dapat menulis.
(e)
Pengajaran
membaca harus menyenangkan bagi anak.
Dari penjelasan di atas kiranya dapat
dilihat bahwa pengajaran membaca adalah bersifat individual. Program dan metode
harus disesuaikan dengan perkembangan setiap anak. Dengan demikian, pada
dasarnya orang tua atau guru KB atau TK dapat juga menyusun dan mengembangkan
program (bahan-bahan pelajaran) nya sendiri dan juga metode mengajar sesuai
dengan perkembangan anak atau anak-anak yang bersangkutan.
B.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas
dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:
Kebiasaan membaca adalah sebuah
aktivitas membaca yang dilakukan secara rutin oleh seseorang dan akan membentuk
sebuah budaya baca.
Membaca pemahaman adalah membaca yang
bertujuan untuk dapat memahami bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok
pikiran yang akan disampaikan oleh pengarang melalui bahan bacaan tersebut.
Kemampuan membaca adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk memahami isi suatu bacaan.
C.
Pengajuan Hipotesis
1.
Hipotesis
verbal
Hipotesis verbal dalam penelitian ini
adalah:
Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan
antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa
kelas XI SMK Malnu Kananga Menes.
H1 = Ada
korelasi positif yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dengan
kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes.
2.
Hipotesis
Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
X = Kebiasaan membaca siswa kelas XI SMK
Malnu Kananga Menes
Y = Kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas XI Taman Islam Cibungbulang Bogor
XY = Hubungan
antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa
kelas XI Taman Islam Cibungbulang Bogor.
H0 = XY =
0
H1 = XY ≠
0
H0 = Tidak
ada korelasi positif yang signifikan antara variabel XI dan variabel Y.
H1 = Ada korelasi positif yang
signifikan antara variabel XI dan variabel Y.
BAB III
METODOLODI PENELITIAN
A. Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui adakah korelasi antara kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes.
2.
Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus yang diinginkan
oleh penulis adalah sebagai berikut:
a.
Untuk
memperoleh data tentang kebiasaan membaca siswa kelas XI SMK Malnu Kananga
Menes.
b.
Untuk
memperoleh data tentang kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMK Malnu
Kananga Menes.
B. Metode
Penelitian
Adapun metode yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah metode Analisis Korelasional. Metode ini digunakan untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan masalah yang diteliti pada siswa kelas
XI SMK Malnu Kananga Menes.
C. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian[1].
Populasi siswa kelas XI SMK Malnu Kananga Menes tahun ajaran 2006-2007 terdiri
dari empat kelas, yaitu kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPS1,
dan XI IPS 2. dengan jumlah siswa 166 orang. Namun peneliti tidak
akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya mengambil
sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti[2].
Adapun sampel yang akan diteliti sejumlah 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik random sampling (acak). Random ini dilakukan dengan cara
pengundian.
D. Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3
bulan (Januari – Maret 2007) di SMA Taman Islam yang terletak di Kecamatan
Cibungbulang Kabupaten Bogor.
E. Variabel
Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang penulis
gunakan, yaitu :
a.
Variabel
Bebas
Sebagai variabel bebasnya adalah kebiasaan membaca yang
dilambangkan dengan huruf X.
b.
Variabel
Terikat
Sebagai variabel terikatnya adalah kemampuan membaca
pemahaman yang dilambangkan dengan huruf Y.
F. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes, dan non tes. Tes dilakukan
dengan memberikan soal-soal isian yang berjumlah 10. Sedangkan untuk instrumen
non tes dengan memberikan angket/kuesioner tentang data kebiasaan membaca
siswa. Angket/Kuesioner yang diberikan berbentuk pilihan ganda, sebuah daftar
pertanyaan di mana responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai
dengan kebiasaan membacanya masing-masing dengan memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang dipilih (tes dan angket terlampir).
G. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis
mengumpulkan data dari dua sumber yakni data nilai angket kebiasaan membaca
dari hasil pengisian angket, dan nilai kemampuan membaca pemahaman dari hasil
tes kemampuan membaca pemahaman.
Penulis terlebih dahulu membagikan
angket/kuesioner tentang kebiasaan membaca yang berjumlah 10 pertanyaan
kebiasaan membaca yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, D, atau
E. Instrumen angket kebiasaan membaca digunakan nilai/skor antara 2 sampai
dengan 10. Skor 2 untuk jawaban E, skor 4 untuk jawaban D, skor 6 untuk jawaban
C, skor 8 untuk jawaban B, dan skor 10 untuk jawaban A. Jadi masing-masing
pilihan jawaban itu dimaksudkan untuk melambangkan perbedaan kadar atau
kualitas kebiasaan membaca yang dimiliki siswa secara tafsiran kuantitatif.
Kemudian melakukan tes kemampuan
membaca pemahaman siswa dengan memberikan soal isian singkat dengan jumlah soal
sepuluh. Dengan kriteria penilaian setiap jawaban yang benar diberi nilai/skor
sepuluh.
H. Teknik
Analisis Data
Prosedur yang dilaksanakan dalam menganalisis data
sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan
dan pemberian nilai pada setiap angket dan hasil tes.
b.
Untuk
angket/kuesioner kebiasaan membaca diberi nilai antara 2 sampai dengan 10.
c.
Hasil tes
kemampuan membaca pemahaman, setiap jawaban yang benar diberi nilai sepuluh,
jawaban yang mendekati benar diberi dinai 5, dan yang salah diberi nilai nol
d.
Menghitung
hasil nilai angket/kuesioner kebiasaan membaca siswa yang dijadikan sampel
dengan simbol X, X2, dan XY
e.
Menghitung
hasil nilai kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan simbol Y, Y2,
dan XY
f.
Menjumlahkan
hasil perkalian antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis
teks berita
g.
Menghubungkan
kedua nilai tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product moment, untuk
mengetahui ada atau tidak adanya hubungan pada kedua variabel tersebut.
Keterangan :
rxy =
Korelasi antara variabel X dan Y
X = Hasil
kebiasaan membaca siswa kelas X SMA Taman Islam
Cibungbulang Bogor
Y = Hasil kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas X SMK Malnu Kananga Menes
XY = Hasil
kali dua variabel antara X dan Y
N = Jumlah
sampel penelitian
Tabel Product Moment
No
|
Nama Siswa
|
NILAI
|
X2
|
Y2
|
XY
|
|
Kebiasaan Membaca
(X)
|
Kemampuan membaca pemahaman
(Y)
|
|||||
Jumlah
|
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL
PENELITIAN
A. Pengumpulan
Data
Berikut ini adalah data yang
dikumpulkan penulis dari dua sumber, yakni data nilai angket kebiasaan membaca
dan nilai tes kemampuan membaca pemahaman.
TABEL
1
JAWABAN
ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
NO
|
NAMA SISWA
|
NOMOR SOAL
|
JUMLAH SKOR
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
|
AD
FH
MA
ES
RD
HF
HM
SM
YS
HB
KF
EF
RM
RI
AY
AB
JJ
IS
HD
SA
MI
WY
RS
GP
AM
JH
WZ
RN
AW
SN
EA
SM
AI
TE
LP
NC
KO
NH
RY
EF
DT
IN
AS
FA
LK
SN
SE
KN
MM
ME
|
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
3
5
4
5
4
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
4
|
4
5
5
5
3
3
5
5
3
5
1
3
2
4
4
5
5
5
5
5
3
4
5
5
3
5
3
4
5
4
5
3
5
5
5
5
5
5
2
2
4
5
5
5
1
5
5
3
5
5
|
3
3
5
4
3
5
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
5
4
4
5
5
4
3
3
3
3
5
4
4
3
3
3
3
4
3
4
5
3
3
4
3
4
2
3
2
3
2
3
|
4
5
2
5
4
5
4
1
3
3
2
4
5
4
4
4
1
1
5
5
5
5
5
4
1
5
2
3
4
1
5
1
1
1
5
5
1
5
5
2
5
5
3
5
1
5
5
5
2
3
|
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
3
5
4
4
5
3
1
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
3
4
4
5
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
5
|
3
4
4
5
4
3
3
4
4
4
4
3
5
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
5
4
3
3
3
3
3
5
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
|
3
3
4
4
3
1
1
3
3
5
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
1
3
2
2
4
4
2
2
3
2
4
2
4
2
3
2
3
5
2
2
3
3
2
3
3
4
|
2
5
4
4
4
1
2
5
4
5
2
2
4
4
2
4
2
4
1
2
5
1
4
3
2
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
2
2
2
3
4
5
3
3
2
3
2
4
3
|
4
3
4
5
3
3
4
3
5
3
4
4
5
5
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
5
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
4
4
|
5
5
5
3
5
3
2
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
3
5
5
3
5
3
5
5
3
5
4
5
5
3
3
3
3
3
5
3
5
5
5
4
5
4
5
3
3
4
5
5
5
|
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
|
4
5
5
5
4
5
5
5
1
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
3
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
|
4
1
1
5
3
1
5
5
1
3
2
2
4
3
4
2
4
2
3
4
3
4
5
1
3
1
2
4
5
2
2
2
5
3
5
4
5
3
3
3
3
3
3
3
5
4
3
3
5
1
|
5
1
2
5
4
5
4
4
1
5
2
3
4
3
5
2
3
5
3
4
1
2
5
5
3
3
2
5
5
2
2
5
4
3
3
4
5
3
3
3
3
3
4
5
3
4
3
3
5
4
|
4
1
5
3
5
4
5
1
3
2
2
3
3
4
2
1
2
3
3
4
3
4
1
2
3
2
4
5
2
2
3
4
3
3
2
3
3
4
1
3
4
4
4
5
3
3
3
4
1
|
4
2
1
5
1
5
4
4
1
3
2
3
4
4
3
5
4
2
3
2
4
3
1
1
2
5
3
4
4
5
3
4
5
2
4
3
5
4
2
5
2
4
4
5
4
2
4
3
3
5
|
4
4
2
4
4
3
5
5
3
5
4
3
5
4
3
4
4
2
3
3
3
5
5
5
3
4
5
4
5
5
3
5
4
4
5
5
5
3
1
5
3
3
5
4
5
2
4
4
5
5
|
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
5
4
3
3
5
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
5
3
5
5
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
5
3
|
3
3
4
3
4
3
4
4
2
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
5
5
3
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
|
75
70
73
87
69
72
74
82
60
83
67
59
82
81
75
74
69
69
73
74
73
71
81
74
64
75
65
64
90
76
69
68
75
65
77
75
74
74
71
65
70
79
76
75
67
69
70
69
81
74
|
J
U M L A H
|
3.664
|
TABEL 2
HASIL TES KEMAMPAN MEMBACA
PEMAHAMAN
NO
|
NAMA SISWA
|
NILAI
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
|
AD
FH
MA
ES
RD
HF
HM
SM
YS
HB
KF
EF
RM
RI
AY
AB
JJ
IS
HD
SA
MI
WY
RS
GP
AM
JH
WZ
RN
AW
SN
EA
SM
AI
TE
LP
NC
KO
NH
RY
EF
DT
IN
AS
FA
LK
SN
SE
KN
MM
ME
|
70
75
75
85
65
70
80
80
75
80
70
70
70
80
75
70
75
75
70
75
80
70
70
70
70
75
65
80
80
75
70
70
70
70
70
80
80
75
80
70
65
80
70
80
65
60
80
70
70
80
|
J U M L A H
|
3.670
|
B. Deskripsi
Data
Setelah Penulis memperoleh data
sampel penelitian dalam hal kebiasaan membaca dan membaca pemahaman siswa kelas
X SMA Taman Islam, Penulis dapat mengetahui rata-rata tingkat kebiasaan membaca
siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 72,88. Begitu pula dengan data
kemampuan membaca pemahaman siswa tergolong tinggi dengan rata-rata skor 73,4.
C. Analisis
Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian
Penulis olah dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yakni :
rxy
Untuk memudahkan Penulis di dalam
mengolah data tersebut dan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita, maka Penulis membuat blanko
penilaian sebagai berikut :
TABEL 3
KORELASI KEBIASAAN MEMBACA
DENGAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
X2
|
Y2
|
XY
|
|
Kebiasaan
Membaca
(X)
|
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
(Y)
|
|||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
|
AD
FH
MA
ES
RD
HF
HM
SM
YS
HB
KF
EF
RM
RI
AY
AB
JJ
IS
HD
SA
MI
WY
RS
GP
AM
JH
WZ
RN
AW
SN
EA
SM
AI
TE
LP
NC
KO
NH
RY
EF
DT
IN
AS
FA
LK
SN
SE
KN
MM
ME
|
75
70
73
87
69
72
74
82
60
83
67
59
82
81
75
74
69
69
73
74
73
71
81
74
64
75
65
64
90
76
69
68
75
65
77
75
74
74
71
65
70
79
76
75
67
69
70
69
81
74
|
70
75
75
85
65
70
80
80
75
80
70
70
70
80
75
70
75
75
70
75
80
70
70
70
70
75
65
80
80
75
70
70
70
70
70
80
80
75
80
70
65
80
70
80
65
60
80
70
70
80
|
5.625
4.900
5.329
7.569
4.761
5.187
5.476
6.724
3.600
6.889
4.489
3.481
6.724
6.561
5.625
5.476
4.761
4.761
5.329
5.476
5.329
5.041
6.561
5.476
4.096
5.625
4.225
4.096
8.100
5.776
4.761
4.624
5.625
4.225
5.929
5.625
5.476
5.476
5.041
4.225
4.900
6.241
5.776
5.625
4.489
4.761
4.900
4.761
6.561
5.476
|
4.900
5.625
5.625
7.225
4.225
4.900
6.400
6.400
5.625
6.400
4.900
4.900
4.900
6.400
5.625
4.900
5.625
5.625
4.900
5.625
6.400
4.900
4.900
4.900
4.900
5.625
4.225
6.400
6.400
5.625
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
6.400
6.400
5.625
6.400
4.900
4.225
6.400
4.900
6.400
4.225
3.600
6.400
4.900
4.900
6.400
|
5.250
5.250
5.475
7.395
4.485
5.040
5.920
6.560
4.500
6.640
4.690
4.130
5.740
6.480
5.625
5.250
5.175
5.175
5.110
5.550
5.840
4.970
5.670
5.180
4.480
5.625
4.225
5.120
7.300
5.700
4.830
4.760
5.250
4.550
5.390
6.000
5.920
5.550
5.680
4.550
4.550
6.320
5.320
6.000
4.335
4.140
5.600
4.830
5.670
5.920
|
3.644
|
3.670
|
267.562
|
271.575
|
268.735
|
Diketahui :
N = 50
∑X = 3.644
∑Y = 3.670
∑X2 = 267.562
∑Y2 = 271.575
XY = 268.735
(X)2 =
13.278.736
(Y)2 =
13.468.900
rxy =
rxy =
rxy =
=
=
=
rxy = 0,605 (r hitung)
dari hasil penelitian statistik di atas, diketahui bahwa
nilai r hitung adalah 0,605, sedangkan r tabel adalah 0,288 dengan batas
signifikasi 5%. Artinya bahwa nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel, yakni 0,605 > 0,288.
Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hipotesis
yang diajukan bahwa H0 ditolak pada taraf signifikasi 5%. Sedangkan
hipotesis alternatif (H1) diterima, yang berarti terdapat korelasi
yang positif antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks
berita.
Untuk menyatakan dan menentukan bobot tingkat korelasi
antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita Penulis
menggunakan kriteria rentang nilai korelasi koefisien yang Penulis kutip dari buku
acuan Suharsimi Arikunto. Adapun kriterianya sebagai berikut :
Antara 0,800
sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600
sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400
sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200
sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000
sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak ada korelasi)
Berdasarkan kriteria tingkat korelasi di atas, di mana
nilai r hitung adalah 0,605 berarti berada pada rentang nilai di antara
0,600 sampai dengan 0,800, maka dapat dikatakan bahwa nilai-nilai kemampuan
membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas X SMA Taman
Islam mempunyai tingkat korelasi cukup.
D. Interpretasi
Data
Dari hasil pengumpulan dan
pengelolaan data, dapat diberikan interpretasi terhadap kebiasaan membaca dan
kemampuan membaca pemahaman. Untuk memberikan interpretasi terhadap data,
penulis menggunakan acuan nilai sebagai berikut:
Untuk nilai 0
sampai dengan 40 rendah
Untuk nilai 40
sampai dengan 60 sedang
Untuk nilai 60
sampai dengan 100 tinggi
Untuk kebiasaan membaca, pada umumnya
siswa memiliki tingkat kebiasaan membaca tinggi. Hal ini terbukti dari 50 siswa
hanya terdapat dua orang yang memiliki kebiasaan membaca tingkat sedang dan 48
orang memiliki tingkat kebiasaan yang tinggi. Artinya hanya 4% yang memiliki
kebiasaan membaca tingkat sedang dan 96% memiliki kebiasaan membaca tingkat
tinggi.
Demikian pula
kemampuan membaca pemahaman, hampir semua siswa memiliki kemampuan membaca
pemahaman tingkat tinggi. Ini terbukti dari 50 siswa hanya terdapat 1 orang
yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tingkat sedang, dan 49 siswa memiliki
kemampuan membaca pemahaman tingkat tinggi. Artinya hanya 20% yang memiliki
kemampuan membaca tingkat sedang dan 98% memiliki kemampuan membaca pemahaman
tingkat tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang Penulis
lakukan terhadap kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks
berita siswa kelas X SMA Taman Islam, Penulis akan memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui nilai r hitung adalah 0,605 sedangkan r tabel adalah 0,288 pada taraf
signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H0) dinyatakan
ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima,
artinya bahwa terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan
kemampuan membaca.
2.
Kebiasaan
membaca siswa kelas X SMA Taman Islam memiliki rata-rata yang cukup tinggi.
3.
Kemampuan
membaca pemahamannya juga dapat dikatakan mencapai pada taraf rata-rata yang
cukup tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, baik
berdasarkan perolehan data maupun yang penulis peroleh, maka dapat dikemukakan
beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis
sendiri. Sebagai akhir dari penulisan, Penulis menyampaikan saran sebagai
berikut :
1.
Hendaknya
siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Agar kemampuan membaca pemahaman
dapat dicapai.
2.
Hendaknya
guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah jam wajib
kunjung ke perpustakaan.
3.
Hendaknya
pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas yang
dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi buku di perpustakaan. Hal ini
penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan motivasi siswa untuk membaca.
4.
Hendaknya
orang tua dapat memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar
dapat membentuk budaya baca.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan,
semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ............................................................................................ i
Lembar Persetujuan ............................................................................................ ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
PRAKATA ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah ................................................................... 1
B.
Identifikasi
Masalah ......................................................................... 5
C.
Pembatasan
Masalah ......................................................................... 5
D.
Perumusan
Masalah .......................................................................... 6
E.
Kegunaan
Masalah ............................................................................ 6
BAB II KERANGKA TEORITIK, KERANGKA
BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian
Teori ...................................................................................... 7
1.
Membaca ..................................................................................... 7
a.
Pengertian
Membaca ............................................................. 7
b.
Tujuan
Membaca ................................................................... 10
c.
Aspek-aspek
Membaca ......................................................... 13
d.
Jenis-jenis
Membaca ............................................................. 14
2.
Membaca
Pemahaman ................................................................ 17
a.
Pengertian
Membaca Pemahaman ........................................ 17
b.
Kemampuan
Membaca ......................................................... 19
c.
Teknik
Pengajaran Membaca ................................................ 20
d.
Metode
Pengajaran Membaca ............................................... 23
e.
Faktor
yang menyebabkan anak tidak mampu membaca ..... 25
f.
Mengembangkan
Keterampilan Membaca ............................ 26
3.
Kebiasaan
Membaca ................................................................... 30
a.
Pengertian
Kebiasaan Membaca ........................................... 30
b.
Kebiasaan
Sejak Kecil .......................................................... 31
c.
Membentuk
Kebiasaan Membaca Efisien ............................. 32
d.
Usaha-usaha
Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak 32
B.
Kerangka
Berpikir ............................................................................. 36
C.
Pengajuan
Hipotesis .......................................................................... 36
1.
Hipotesis
Verbal ......................................................................... 36
2.
Hipotesis
Statistik ....................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan
Penelitian .............................................................................. 38
B.
Metode
Penelitian ............................................................................. 38
C.
Populasi
dan Sampel ......................................................................... 39
D.
Waktu dan
Tempat ........................................................................... 39
E.
Variabel
Penelitian ............................................................................ 39
F.
Instrumen
Penelitian ......................................................................... 40
G.
Teknik
Pengumpulan Data ................................................................ 40
H.
Teknik
Analisis Data ......................................................................... 41
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A.
Pengumpulan
Data ............................................................................ 44
B.
Deskripsi
Data .................................................................................. 47
C.
Analisis
Data ..................................................................................... 47
D.
Interpretasi
Data ............................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
....................................................................................... 52
B.
Saran ................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 54
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Nilai
Product Moment .................................................. 56
Lampiran 2 Angket
Kebiasaan Membaca .................................................. 57
Lampiran 3 Soal Tes
Kemampuan Membaca Pemahaman ........................ 59
Lampiran 4 Hasil Jawaban
Siswa dalam Angket Kebiasaan Membaca ..... 61
Lampiran
5 Hasil Jawaban Siswa dalam Lembar Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman 71
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S.H. 1996.
Membaca 2. Jakarta:
Cipta Karya.
Arikunto, Surhasimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran
Bahasa Indonesia. Bandung: Ganato NV.
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Harimurti Kridalaksana. 1984. Kamus
Linguistik. Jakarta:
PT. Gramedia.
Heryanto, Yusuf. 2002. Pengantar
Linguistik. STKIP Muhammadiyah Bogor.
______ 2003. Fonologi Bahasa Indonesia.
STKIP Muhammadiyah Bogor.
______ 2005. Tanya Jawab Bahasa Indonesia.
STKIP Muhammadiyah Bogor.
Keraf, Gorys.
1993. Komposisi. Cetakan XI. Nusa Indah. Ende-Flores.
Mulyati, Yet.
1997, Membaca. Jakarta:
Cipta Karya.
Nurhadi. 1989. Bagaimana
Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung:
CV. Sinar Baru.
Rita. 1996.
Pengantar Psikologi. Jakarta:
Erlangga.
Rosidi, Ajib. 1983. Pembinaan
Minat Baca Bahasa dan Sastra. Bina Ilmu. Surabaya.
Soedarso.
1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
PT. Gramedia.
Sudjana.
1989. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
Suhendar, ME. dan Pien Supinah. 1992. Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca
dan Keterampilan Menulis. Bandung:
Pionir Jaya.
Sugono, Dendy. 2003. Buku
Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987.
Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Tampulonon, DP. 1987.
Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
______ 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada
Anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1979.
Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
______ 1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.
Walija. 1996. Komposisi
Mengolah Gagasan Menjadi Karangan. Jakarta:
Penebar Aksara.
Lampiran 1
Nukilan
Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r”
Product Moment
dari Pearson untuk Berbagai df.
df.
(degrees
of freedom)
atau:
bd.
(derejat
bebas)
|
Banyaknya variabel yang dikorelasikan:
|
|
2
|
||
Harga “r”
pada taraf signifikasi:
|
||
5%
|
1%
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
35
40
45
50
60
70
80
90
100
125
150
200
300
400
500
1000
|
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,388
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,325
0,304
0,288
0,273
0,250
0,232
0,217
0,205
0,195
0,174
0,159
0,138
0,113
0,098
0,038
0,062
|
1,000
0,990
0,959
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
0,496
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,413
0,393
0,372
0,354
0,325
0,302
0,283
0,267
0,254
0,228
0,208
0,181
0,148
0,128
0,115
0,081
|
Lampiran
2
ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Petunjuk:
(a)
Tujuan
diadakan angket ini adalah untuk mengetahui tingkat kebiasaan membaca dari
setiap responden.
(b)
Angket ini
terdiri atas 10 soal. Anda diminta menjawab solah seluruhnya.
(c)
Bacalah
setiap butir soal secara cermat, dan jawablah dengan memilih pilihan jawaban
yang mencerminkan keadaan diri Anda sendiri berkaitan dengan kegiatan membaca.
(d)
Jawaban
ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan, dengan memberi tanda silang
(X) pada huruf yang sesuai dengan pilihan Anda.
(e)
Setelah
selesai mengerjakan angket ini, serahkanlah lembar jawaban Anda bersama dengan
soal angket kepada pengawas.
1.
Bagaimanakah
perasaan anda apabila keinginan membaca dapat tersalurkan ?
A.
Sangat
senang
B.
Senang
C.
Biasa-biasa
saja
D.
Tidak
senang
E.
Sangat
tidak senang
2.
Tingkat
keinginan anda untuk membaca cenderung termasuk pada kategori mana ?
A.
Sangat
kuat
B.
Kuat
C.
Biasa saja
D.
Tidak
begitu kuat
E.
Tidak ada
keinginan sama sekali
3.
Bagian/rubrik
surat kabar yang paling disenangi adalah…………..
A.
Sastra
Budaya (Cerpen, Puisi, Cerita Bersambung)
B.
Profil
tokoh
C.
Opini:
Artikel-artikel, karangan lepas
D.
Konsultasi,
tanya jawab
E.
Iklan
4.
Bagaimanakah
perasaan anda bilaman majalah sastra (seperti majalah Horison) itu beredar
sangat luas di masyarakat dan mudah dijangkau ?
A.
Sangat
senang
B.
Senang
C.
Biasa saja
D.
Tidak
senang
E.
Tidak
setuju dan tidak senang
5.
Berapa
rata-rata jumlah bacaan yang anda baca perminggu ?
A.
Lebih dari
5 judul
B.
Antara 4-5
judul
C.
Antara 2-3
judul
D.
Kira-kira
1 judul
E.
Satu
judulpun tak ada
6.
Rata-rata
tingkat frekuensi anda mengunjungi perpustakaan ?
A.
Sering
kali/setiap kali
B.
Setiap
minggu sekali
C.
Setiap dua
minggu sekali
D.
Sebulan
sekali
E.
Tidak
pernah
7.
Bagaimanakah
anda dengan kesempatan untuk membaca di rumah ?
A.
Sangat
tersedia cukup kesempatan
B.
Tersedia
cukup
C.
Kadangkala
cukup kadangkala tidak
D.
Tidak
cukup tersedia
E.
Sangat
tidak cukup tersedia kesempatan
8.
Bagi anda,
munculnya dorongan untuk membaca terutama adalah ……………
A.
Demi rasa
ingin tahu dan ingin terhibur
B.
Demi
iseng-iseng, mungkin ada manfaat
C.
Demi
mengisi waktu luang
D.
Demi
gengsi agar tampak tak ketinggalan
E.
Demi tugas
dari Guru
9.
Anda
terdorong untuk membaca. Kerana jenis alasan …………….
A.
Demi meningkatkan
pengembangan diri
B.
Demi
kebutuhan harga diri
C.
Demi
terpengaruh teman lain
D.
Demi
penyelesaian tugas agar nilainya aman
E.
Demi
mendapat imbalan jasa
10.
Menurut
anda, kegiatan membaca buku itu …………..
A.
Sangat
penting dan sangat perlu
B.
Penting
dan perlu
C.
Biasa saja
D.
Tidak
penting dan tidak perlu
E.
Tidak
begitu penting dan tidak begitu perlu
Lampiran
3
SOAL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
Soal untuk no. 1
dan 2
Gadis
peminta-minta
Setiap kita
bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyumu terlalu
kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku,
pada bulan merah jambu
Ingin aku ikut,
gadis kecil berkaleng kecil
Pulang kebawah
jembatan yang melulur sosok
Hidup dari
kehidupan angan-angan yang gemerlap
Gembira dari
kemayaan riang
Dunia mu yang
lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas
diatas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
1. Apa tema puisi diatas ?
2. Bagaimana latar suasana dari puisi diatas ?
- Inilah cerita seorang manusia
Yang selalu
menanggung derita
Tiada sesaatpun
bahagia
Seolah hidup ini
hanyalah sengsara
Tetapi janganlah
berputus asa
Karena Tuhan
mendengar do’a kita
Nasib buruk ada
akhirnya
Bila diikuti
usaha yang nyata
Jelaskan amanat
penggalan puisi di atas !
- Malam itu kira-kira pukul 22.30 mataku tak terpejam sedikitpun semenjak aku masuk ke kamar. Suasana yang sunyi membuatku berpikir hal-hal yang buruk. Angin yang bertiup kencang membentur-benturkan bibir jendela yang sengaja sedikit terbuka. Kurapatkan selimutku, ku coba pejamkan mataku, dan berharap paman serta bibi segera pulang. Saat itu kudengar suara derit pintu kamarku terbuka, aku segera berdiri sekejap dalam keterkejutanku.
Bagaimana
karakter aku tersebut !
Soal untuk no.
5-8
Pancaran Hidup
Dipagi hari
Aku berangkat
kerja
Tampak olehku
seorang lelaki
Mengorek-ngorek
tong mencari nasi
Sepintas hatiku
sedih
Terasa miskin
diri sendiri
Ditengah
kekayaan negeri ini
Awak menjadi
peminta-minta
Lalu mataku
menoleh ke badannya
Tampak tegap
teguk semata
Tiada cacat
membuat cela
Hatiku marah
Orang begini tak
pantas dikasihani
Di dunia Allah
penuh rezeki
Ia tinggal
bermalas diri
5.
Siapa yang
dimaksud lelaki dalam puisi tersebut ?
6.
Apa
temanya ?
7.
Menggunakan
sudut pandang apa puisi tersebut ?
8.
Nilai/ajaran
apa yang terkandung didalamnya ?
9.
Tingginya
arus truk dalam dua hari terakhir ini berkaitan dengan adanya larangan melintas
bagi truk non sembako pada tanggal 21-25 November, larangan itu berlaku bagi
truk gandengan, truk bersumbu lebih dari dua dan truk container.
Apa topik
masalah yang dibicarakan dalam cuplikan berita tersebut ?
10.
Setiap
pagi dia duduk dikursi rodanya menghadap ke sebuah meja. Di atas meja ada mesin
tik. Dia selalu berkarya dan berkarya. Dia tidak pernah berhenti atau putus asa
meskipun karya-karyanya sering dikembalikan oleh media massa. Dia mempunyai
semangat besar walaupun kedua kakinya patah karena kecelakaan sepeda dua tahun
lalu.
Jelaskan
bagaimana watak/karakter “Dia” dalam penggalan cerita di atas !
LEMBAR JAWABAN ANGKET
KEBIASAAN MEMBACA
Nama : ……………………………
Kelas :
……………………………
1.
A B
C
D E
2.
A B
C
D E
3.
A B
C
D E
4.
A B
C
D E
5.
A B
C
D E
6.
A B
C
D E
7.
A B
C
D E
8.
A B
C
D E
9.
A B
C
D E
10.
A B
C
D E
Skor :
LEMBAR JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Nama : ……………………………
Kelas :
……………………………
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
Skor :
Lembar Jawaban Tes Kemampuan
Membaca Pemahaman
Nama :
Kelas :
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
Lembar Jawaban Tes Kemampuan
Membaca Pemahaman
Nama :
Kelas :
1.
……………………………………………………………………
2.
……………………………………………………………………
3.
……………………………………………………………………
4.
……………………………………………………………………
5.
……………………………………………………………………
6.
……………………………………………………………………
7.
……………………………………………………………………
8.
……………………………………………………………………
9.
……………………………………………………………………
10.
……………………………………………………………………
LEMBAR JAWABAN ANGKET
KEBIASAAN MEMBACA
Nama : ……………………………
Kelas :
……………………………
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
Skor :
LEMBAR JAWABAN ANGKET
KEBIASAAN MEMBACA
Nama :……………………………
Kelas :……………………………
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
Skor :
[1] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung:
Mandar Maju, 1990), 157.
[1] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., 133
[1] S. Nasution, Metode
Research Penelitian Ilmiah (Bandung: Jemmars, 1991), 146.
[1] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005),102.
[1] Ibid, 135.
[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Prakhtek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 9.
[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , ………. 10
[1] M. Subana dkk, 2000, Statistika Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung,
hal:38
1 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
(Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10
2 Ibid., hlm. 7
3
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta:
Gramedia 1984) hlm. 122
4
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan
Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4
5 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228
6 Henry Guntur Tarigan, Loc. Cit
7 Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru
1989) hlm. 14
8 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit hlm. 11-12
9
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan
Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 84
10 Ibid., hlm. XIV-XV
11 M.E. Suhendar dan Pien
Supinah, Pengajaran dan Ujian
Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis (Bandung: CV. Pionir Jaya
1992) hlm. 27
12
Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm.
56
13 DP. Tampubolon, Op. Cit., hlm. 7
14
Akhmad, Membaca 2 (Jakarta: Cipta
Karya 1996) hlm. 88
15 Yeti Mulyati, Membaca (Jakarta: Cipta Karya 1997) hlm.
65
16 DP. Tampubolon, Loc. Cit., hlm. 242
17 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 244
18
DP. Tampubolon, Op. Cit., hlm. 229
19 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak
(Jakarta: Ghalia Indonesia 1987) hlm. 105
20 Soedarso, Loc. Cit
21 DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca
Pada Anak (Bandung: Angkasa 1991) hlm. 45-61
22 DP. Tampubolon, Ibid., hlm. 63
[1]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
Rineka Cipta 1997) hlm. 115
[1] Ibid., hlm. 117
1 komentar:
thank you gan, untuk referensi saya :)
Posting Komentar