A.
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan
suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang
harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan
efektif. Menurut Zakiyah Daradjat “… pada dasarnya ada tiga kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan
atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.”[1]
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang
secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan
dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan
segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan
efektif.
Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru
dituntut untuk mampu merecanakan atau mampu menyususun setiap program satuan
pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih
metode yang bervariatif dan efektif.
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang
efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang
efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya
ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam
suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai
pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukadi bahwa
“proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai
pembelajaran yang tidak efektif.”[2]
Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa
faktor yang harus jadi dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan,
perbedaan individual anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi
kelas, kelengkapan fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran.[3]
Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat
menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan
suatu materi pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode
saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.
Dalam skripsi ini penulis ingin membandingkan
penggunaan dua buah metode pengajaran yaitu metode ceramah dan metode diskusi
dalam pengajaran bidang studi aqidah akhlak. Metode ceramah adalah suatu metode
yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok
persoalan atau masalah secara lisan. Dengan metode ceramah, guru akan mudah
mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka
melakukan kegiatan yang sama. Akan tetapi dengan metode tersebut guru sulit
mengontrol sejauh mana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang telah
disampaikan.
Sedangkan metode diskusi adalah suatu metode
pengajaran melalui sarana bertukar pikiran untuk menghadapi persoalan yang
dihadapi. Dalam diskusi proses interaksi terjadi antara dua individu atau lebih
yang terlibat. Saling menukar pengalaman informasi dalam memecahkan masalah.
Akan tetapi dalam diskusi biasanya hanya dikuasai oleh siswa yang suka
berbicara. Disamping itu, ada kemungkinan penyimpangan dalam pembicaraan
sehingga membutuhkan waktu yang panjang.
Dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan
metode ceramah dan metode diskusi diatas, penulis tertarik untuk mengetahui
manakah diantara kedua metode tersebut yang lebih efektif untuk dipergunakan
dalam pengajaran aqidah akhlak terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah. Dalam diskusi
penulis bersama teman-teman pada saat perkuliahan bidang studi metodologi
pengajaran agama Islam disimpulkan bahwa metode diskusi lebih efektif
dibandingkan dengan metode ceramah dalam pengajaran aqidah akhlak pada siswa Madrasah
Tsanawiyah, pertimbangannya adalah karena siswa aliyah telah dapat berfikir
dewasa dan kritis dalam menyikapi berbagai masalalah.
Akan tetapi bagi penulis jawaban tersebut tidak
memuaskan, sehingga penulis berminat untuk mencari jawabannya secara langsung
dengan melakukan penelitian pada salah satu Madrasah Tsanawiyah yang ada di Menes-Pandeglang.
Dan akhirnya penulis memutuskan memilih MTs Nurul Amal Pusat Menes-Pandeglang
sebagai objek penelitian.
Untuk tercapainya tujuan tersebut penulis
merumuskan dalam sebuah judul skripsi yaitu: “Perbandingan Penggunaan Metode
Cermah Dan Diskusi Dalam Memahami Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Amal
Pusat Menes-Pandeglang.”
B.
Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran bidang
studi aqidah akhlak dengan menggunakan metode ceramah dan metode Diskusi?
2. Metode
apa yang paling efektif, ceramah atau Diskusi dalam proses pembelajaran bidang
studi aqidah akhlak?
3. Apakah ada Perbandingan penggunaan metode cermah
dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak?
4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala
dalam menggunakan metode cermah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah
akhlak?
2. Pembatasan
Masalah
Penelitian
tentang efektifitas tidaknya suatu metode, akan dilihat dari hasil belajar
siswa yang dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif bidang studi aqidah
akhlak, kelas VII MTs Nurul Amal Pusat Menes, tahun ajaran 2011/2012.
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut:
a.
Penulis
ingin mengetahui bagaimanakah proses pembelajaran aqidah akhlak dengan
menggunakan metode ceramah dan Diskusi.
b.
Penulis
ingin mengetahui metode apa yang paling efektif, ceramah atau Diskusi dalam
pembelajaran aqidah akhlak di MTs Nurul Amal Pusat Menes-Pandeglang.
2.
Manfaat
Penelitian Skripsi ini sebagai berikut:
a.
Skripsi
ini dapat dijadikan bahan pertimbangan para guru maupun calon guru agama dalam
memilih metode pengajaran aqidah akhlak yang tepat.
b.
Skripsi
ini dapat menambah khazanah dalam dunia pendidikan terutama dalam masalah
metodologi pengajaran agama Islam..
D.
Langkah-langkah Penelitian
1.
Tempat dan Waktu
a.
Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di MTs Nurul Amal Pusat Menes-Pandeglang, pada kelas VII
semester 1.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 12 September
2011 sampai akhir penelitian 12 November 2012.
2.
Sumber Data
Sumber
Data adalah sumber data dari yang diperoleh.[4]
Berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalm penelitia ini, sumber
data yang digunakan melalui 2 cara, yaitu :
a.
Sumber
Literer (field literature) yaitu sumber data yang digunakan untuk mencari
landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku-buku
perpustakaan.
b.
Field
research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian, yaitu
mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian, untuk memperoleh
data yang lebih konkrit yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.
Instrumen/Alat Pengumpul Data
Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknikpengumpulan data dalam
penelitian antara lain:
1.
Observasi
Sebagai
metode ilmiah observasi diartiakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang sebenarnya tidak hanya
sebatas pada pengamatan yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak
langsung. Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan
yang berkaitan dengan keadaan umum lokasi penelitian.
2.
Wawancara
Wawancara
yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlansung secara lisan,
bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan, dalam hal ini yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru
bidang studi aqidah akhlak dan guru lainnya yang dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, agenda dan sebagainya.[5]
4.
Angket
Angket
adalah teknik pengumpulan data atau informasi dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.[6]Angket
yang disebarkan kepada responden berbentuk angket tertutup atau terstruktur
dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun pertanyaan- pertanyaan
yang terdapat dalam angket berkisar pada permasalahan yang dibahas dalam
skripsi ini. Adapun jumlah item pertanyaan dalam angket adalah sebanyak 25 item
pertanyaan, jumlah tersebut sudah memadai sebagaimana disampaikan oleh Sugiono
bahwa “jumlah angket yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan”.[7]
4.
Teknik Analisa Data
Data yang
sudah terkumpul penulis kualifikasikan atau tuangkan kedalam bentuk
angka-angka, sehingga data tersebut bersifat kuantitatif, untuk selanjutnya dianalisa
dan diinterpretasikan secara deskriptif. Pengalihan data kedalam bentuk
kuantitatif ini ditempuh dengan menggunakan rumus:
F P = X
100% N
Keterangan :
F = Frekuensi yang
sedang dicari persentasinya.
N = Number of cases
(jumlah frekuensi).
P = Angka
persentase.[8]
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa
dan interpretasi data, maka penulis menentukan skala persentase sebagaimana
tertera pada tabel berikut:
Tabel 1
SKALA
PERSENTASE
NO
|
PERSENTASE
|
PENAFSIRAN
|
1.
|
100%
|
Seluruhnya
|
2.
|
91-99%
|
Hampir
seluruhnya
|
3.
|
61-90%
|
Sebagian
besar
|
4.
|
51-60%
|
Lebih
dari separuh
|
5.
|
50%
|
Separuhnya
|
6.
|
40-49%
|
Hampir
separuhnya
|
7.
|
11-39%
|
Sebagian
kecil
|
8.
|
1-10%
|
Sedikit
sekali
|
9.
|
0%
|
Tidak ada
|
E.
Sistematika Pembahasan
Dalam
penyusunan skripsi ini penulis membagi kedalam 5 bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan, meliputi pemilihan pokok
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan, dan sistematika
penyusunan.
Bab II Kajian Teori, meliputi pengertian,
kelebihan, dan kelemahan metode ceramah dan Diskusi, serta pengertian, tujuan
dan ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak.
Bab III Metodologi Penelitian, meliputi tujuan
dan manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
Bab IV Hasil penelitian, meliputi Madrasah Tsanawiyah
Nurul Amal Pusat Menes-Pandeglang, deskripsi data, analisa dan interpretasi
data.
Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan
saran-saran serta terakhir dilengkapi dengan daftar kepustakaan dan
lampiran-lampiran.
[1] Zakiyah Daradjat, Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-I, h. 263
[2] Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu,
2006), Cet. Ke-1, h. 10
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 191-193
[4] Suharsini Arikunto,
Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta; Bumi Aksara,2006), 107
[5] Ibid, hal. 206
[6] Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, h. 65
[7] Sugiono, op. cit. h. 164
[8] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2001), Cet.Ke-11, h. 40
BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V, Lampiran-lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar